C. Hubungan Pancasila dengan Bhinneka Tunggal Ika
Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman. Setiap
penduduk dari Sabang sampai Merauke terdiri atas suku bangsa, agama dan
kepercayaan, bahasa, serta kondisi sosial ekonomi yang berbeda. Perbedaan
tersebut dapat disatukan oleh sila ketiga Persatuan Indonesia. Dengan
Pancasila dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, keberagaman di Indonesia
dapat dikelola dengan baik sehingga mampu menciptakan kehidupan harmonis.
Pancasila
merupakan ideologi negara yang menjamin keterbukaan dan kebinekaan. Kesadaran
ini perlu dikuatkan agar Indonesia yang majemuk dapat menjadi rumah besar
bersama yang nyaman, indah, dan damai dalam kerangka Bhinneka Tunggal
Ika. Persatuan Indonesia menjadi penjaga dan penguat Negara Kesatuan
Republik Indonesia, juga kedaulatan bangsa Indonesia. Terdapat energi
kuat yang mendorong dan menguatkan falsafah dan etos budaya gotong royong
masyarakat dan bangsa Indonesia di dalam nilai-nilai Persatuan . Hal
tersebut merupakan kekuatan bangsa ini. Semangat penerapan nilai-nilai
Pancasila memengaruhi pola hubungan dalam masyarakat Indonesia yang beragam. Pancasila
dapat dijadikan pedoman untuk menciptakan kehidupan harmonis dalam masyarakat
yang perbedaan. Sebagaimana Yudi Latif mengemukakan bahwa Sila ketiga
Pancasila meletakkan dasar kebangsaan sebagai simpul persatuan Indonesia.
Pada
sila ketiga tercantum ekspresi persatuan dalam keberagaman dan keberagaman
dalam persatuan yang diungkap dalam slogan Bhinneka Tunggal Ika.
Coba amati lingkungan sekolahmu. Setiap warga sekolah memiliki agama, suku
bangsa, bahasa daerah, adat istiadat, dan budaya berbeda. Meskipun
berbeda, setiap warga sekolah mampu saling bekerja sama dan menciptakan
persatuan. Dalam konteks Indonesia, persatuan dalam perbedaan
mencerminkan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Bhinneka Tunggal Ika berarti
berbeda-beda, tetapi tetap satu juga.
Setiap peserta didik datang ke sekolah dengan tujuan belajar, baik secara akademik maupun sosial. Di
sekolah, kamu tidak hanya mempelajari materi materi pelajaran, tetapi
juga belajar berorganisasi dan saling mengenal satu dengan yang lain. Meskipun
kamu dan teman-temanmu berbeda, dapat saling membantu dan bekerja sama
dalam meraih impian pada masa depan. Situasi yang kamu hadapi di sekolah, di
tengah keberagaman teman temanmu merupakan realitas masyarakat di Indonesia
yang beragam. Di sekolah kamu dapat saling mengenal dengan berbagai teman, dan
dari mereka kamu dapat belajar. Kamu juga dapat berkolaborasi untuk meraih
cita-cita dengan saling menyemangati. Kegiatan belajar akan makin
menyenangkan ketika kamu juga dapat mendukung melalui pertemanan yang
menyenangkan.
Ketika kamu memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi di sekolah menengah
atas atau perguruan tinggi kamu akan bertemu dengan teman yang lebih beragam. Demikian
juga ketika kamu sudah bekerja. Di dunia kerja pertemanan akan lebih luas, bahkan
ada kemungkinan kamu bekerja sama dengan rekan kerja yang berasal dari negara
lain. Jika kamu terbiasa menyikapi perbedaan dengan santai, mampu
berteman meskipun berbeda, hal tersebut akan memudahkan kamu dalam
menjalin hubungan pertemanan atau pekerjaan dengan beragam individu atau
kelompok.
Dalam konteks kehidupan bernegara, Pancasila menjamin
masyarakat yang beragam untuk memiliki hak yang setara dalam beribadah, bekerja, memperoleh
fasilitas pendidikan dan kesehatan, jaminan sosial, serta layanan
layanan publik lainnya. Sebagai contoh, negara menjamin setiap warga
untuk menjalankan ritual keagamaan dan kepercayaan sesuai keyakinannya. Indonesia
juga memiliki keanekaragaman budaya. Pancasila menjamin setiap warga
negara untuk mengekspresikan nilai kebudayaan yang dimiliki dengan tidak
mengganggu ketertiban umum. Dalam konteks bermasyarakat, ekspresi
budaya dapat ditampilkan di ruang publik. Setiap ekspresi budaya tersebut
menunjukkan Indonesia yang beragam. Perbedaan perlu disikapi secara bijak. Apabila
perbedaan dalam masyarakat tidak disikapi secara bijak akan menyebabkan
perpecahan dan kehancuran bangsa Indonesia. Indonesia mampu kuat dan
bertahan hingga saat ini karena setiap masyarakat yang memiliki suku bangsa, asal
daerah, agama dan kepercayaan, dan kondisi sosial ekonomi berbeda
mampu bahu membahu dan bekerja sama, membangun toleransi, dan saling
menghormati. Semangat tersebut menujukkan implementasi nilai-nilai
Pancasila.
Pancasila mengajak kita untuk membangun persatuan Indonesia. Artinya, tanpa
persatuan bangsa Indonesia mudah bercerai-berai. Berdasarkan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika, upaya yang dapat dilakukan masyarakat Indonesia
dalam menghadapi keberagaman antara lain mengedepankan perilaku toleransi, saling
menghormati dan menghargai, hidup rukun, serta bekerja sama. Sikap
tersebut akan membawa bangsa ini makin maju pada masa depan. Selain itu, sikap
tersebut akan menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar di mata
dunia. Keberagaman di Indonesia merupakan kekuatan dan potensi besar untuk
memajukan bangsa.
Hubungan Pancasila dengan Bhinneka Tunggal Ika
- Hubungan Pancasila dengan Bhinneka Tunggal Ika menunjukkan keterkaitan antara kondisi keberagaman masyarakat Indonesia dan nilai nilai Pancasila. Dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila, keberagaman di Indonesia dapat dikelola dengan baik sehingga tercipta kehidupan harmonis, sinergi, toleran, dan saling menghormati dengan berpedoman pada Pancasila.
- Semangat penerapan nilai-nilai Pancasila memengaruhi pola hubungan di antara kemajemukan/keberagaman masyarakat Indonesia. Pancasila menjadi pedoman dalam menciptakan kehidupan harmonis dengan saling bertoleransi dan menghargai perbedaan di tengah masyarakat multikultural Indonesia.
- Yudi Latif menyebutkan bahwa sila ketiga Pancasila meletakkan dasar kebangsaan sebagai simpul persatuan Indonesia. Sila ketiga menunjukkan semangat persatuan dalam keberagaman dan keberagaman dalam persatuan yang terimplementasi dalam slogan Bhinneka Tunggal Ika.
- Pancasila menjamin masyarakat yang beragam untuk memiliki hak yang setara dalam beribadah, bekerja, memperoleh fasilitas pendidikan dan kesehatan, jaminan sosial, dan layanan-layanan publik lainnya .
Tags:
IX BAB 1