Hubungan Pancasila dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia

A. Semangat Pancasila dalam Kehidupan Bernegara.


Pancasila harus dijadikan dasar dan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai bagian dari warga negara Indonesia, kamu wajib mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. 

Sila pertama yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa" memiliki makna yang berkaitan erat dengan sikap mematuhi ajaran agama dan kepercayaan yang kita anut. Oleh karena itu, dalam mengamalkan nilai pertama Pancasila, kita perlu saling menghormati ajaran agama dan kepercayaan orang lain.

Ketika kamu memiliki teman yang berbeda agama dan kepercayaan, hal tersebut menjadi peluang untuk saling mengenal. Semangat teguh dalam menjalankan ibadah tanpa mengganggu agama dan kepercayaan berbeda sangat penting diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Sila kedua yang berbunyi "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab" mengajarkan nilai dalam kehidupan untuk bersikap adil dan beradab. Semangat sila kedua dalam kehidupan sehari-hari bermakna kita harus mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan.

Misalnya, ketika ada teman yang merasa kesulitan, kamu berupaya membantunya. Contoh lain, ketika teman tidak memiliki bekal makanan, sementara kamu membawa, kamu dapat membantu untuk berbagi makanan yang kamu bawa. Di tengah kemajuan teknologi dan digitalisasi, solidaritas dapat diwujudkan dalam bentuk bantuan yang kemudian disampaikan kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Meskipun memiliki asal daerah yang sama, hobi teman-temanmu tentu berbeda.

Sila ketiga yang berbunyi "Persatuan Indonesia" menunjukkan bahwa Indonesia dipersatukan karena kesamaan nasib, yaitu pernah dijajah oleh negara-negara lain pada masa lalu. Dengan saling menghormati dalam perbedaan, kehidupan kita akan lebih indah dan menyenangkan. Coba lihat pohon yang ada di sekitarmu. Setiap pohon memiliki akar kuat, batang kokoh, dan daun yang indah.

Semangat persatuan juga tecermin saat masyarakat Indonesia saling membantu dalam menghadapi pandemi Covid-19. Selain itu, dalam pidato Sukarno pada saat sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan pada 1 Juni 1945 Sukarno menyebut bahwa kita hendak mendirikan suatu negara "semua untuk semua". Salah satu contoh keseharian dalam menjalin persatuan adalah dengan bergotong royong. Ada yang menyapu halaman, mengepel lantai, memotong rumput, membersihkan saluran air, mengangkat sampah, dan aktivitas lainnya.

Sila keempat berbunyi "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan". Berdasarkan sila keempat, setiap warga negara memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. Nilai sila keempat Pancasila juga mengajarkan kepada kita untuk selalu mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan bersama. Semangat sila keempat Pancasila juga terlihat dalam kegiatan seharihari di sekolah.

Dalam proses pemilihan ketua kelas, setiap warga kelas saling bermusyawarah untuk memilih peserta didik yang dianggap memiliki jiwa kepemimpinan. Dalam konteks yang lebih besar, setiap keputusan politik yang dihasilkan harus berdasarkan kesepakatan bersama. Oleh karena itu, kamu dapat melihat pemerintah dalam merumuskan kebijakan pemerintah juga mendengar aspirasi dari rakyat. Pemerintahan yang dijalankan dengan demokratis merupakan semangat sila keempat.

Posisi pemerintah sebagai wakil rakyat yang menjalankan amanat untuk menyejahterakan setiap rakyat dari Sabang sampai Merauke, sehingga mereka harus mendengar keinginan rakyat. Dalam beberapa kesempatan, pemerintah pun menanggapi aspirasi tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk memilih wakil masyarakat, baik dalam pemerintahan eksekutif maupun legislatif. Jika nanti usiamu sudah mencukupi sebagai pemilih, kamu harus memastikan bahwa yang kamu pilih memiliki kemampuan dan keinginan kuat untuk mendengarkan aspirasi dan menjalankannya.

Sila kelima berbunyi “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia” Sila tersebut memiliki makna bahwa negara menjamin setiap rakyat Indonesia untuk memperoleh perlakuan yang adil di bidang sosial, politik, ekonomi, budaya, dan aspek kehidupan lainnya. Setiap warga negara memiliki peluang yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas, pekerjaan yang layak, dan kesejahteraan yang mencukupi. Semua warga negara berhak mendapatkan peluang yang sama tanpa melihat aspek gender, suku, agama, dan kelas sosial. Dalam program tersebut, setiap warga negara Indonesia wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.

Oleh karena itu, anak-anak di seluruh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Anak-anak di seluruh Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk meraih pendidikan, khususnya pendidikan dasar. Misalnya, Raden Ajeng Kartini dan Raden Dewi Sartika merupakan pejuang perempuan yang bersemangat mewujudkan kesetaraan pendidikan untuk perempuan. Di bidang kesehatan, contoh kebijakan yang berdasarkan pada semangat Pancasila adalah pemenuhan fasilitas kesehatan oleh pemerintah melalui beberapa program.

Salah satunya adalah melalui Jaminan Kesehatan Nasional agar masyarakat mendapat kepastian pelayanan kesehatan yang dibutuhkan. Program JKN ditujukan untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses layanan fasilitas kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari sikap adil penting untuk dilakukan. Misalnya, kamu tidak membeda-bedakan teman, tidak memilih teman ketika melakukan kerja kelompok, membantu teman yang kesulitan, dan membagi pekerjaan di sekolah secara merata sesuai dengan kemampuan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa semangat Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara perlu kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai ideal Pancasila perlu dibumikan atau diimplementasikan dalam kehidupan keseharian sehingga Pancasila hidup dalam realitas, bukan sebagai retorika saja. Oleh karena itu, semangat Pancasila perlu dihadirkan dalam keteladanan para penyelenggara negara . Di tingkat masyarakat, para tokoh masyarakat atau tokoh adat dapat menjadi contoh dalam menjalankan semangat Pancasila.

Di lingkungan keluarga, orang dewasa atau orang tua menjadi teladan dalam menjalankan nilai-nilai Pancasila. Demikian juga di lingkungan sekolah, kepala sekolah, guru, dan staf juga mempunyai peranan dalam menjadi contoh membangun kegiatan pembelajaran berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Sekolah dapat menjadi miniatur mini Indonesia yang mengenalkan nilai-nilai Pancasila, sehingga anak-anak dapat mudah mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Buku PP Kelas IX


Lebih baru Lebih lama